“Kita harus maintenance kegiatan-kegiatan yang sudah berjalan setiap bulan, seminar online offline juga kita mulai lagi,” tegasnya.

Selain itu, kepengurusan periode ini juga menfokuskan pada kaderisasi dan keanggotaan baru. AMA Malang membuka untuk para pihak yang ingin bergabung dan berkontribusi, tentunya dengan proses dan tahapan yang harus ditempuh.

“Saya merasakan banyak manfaat yang saya dapatkan selama bergabung bersama AMA Malang,” akunya.

Sementara itu, Risa Santoso dalam presentasinya menyampaikan bahwa perubahan terjadi begitu cepat, kendati tampa disadari. Masyarakat merasakan seolah perubahan itu baru akan datang, dan baru sekadar menjadi perbincangan, tetapi ternyata detik ini juga perubahan itu sudah berjalan.

Sesuatu yang dulunya tidak mungkin ternyata hari ini terjadi dengan penemuan teknologi-teknologi baru.

“Ada pekerjaan yang bakalan hilang, tetapi ada banyak pekerjaan baru juga. Artinya menunjukkan bahwa kita perlu reskilling. Kita tidak hanya stuck di posisi. Semakin banyak perubahan, tentu semakin perlu adanya reskliling,” ungkap Risa Santoso.

Risa Santoso mengutip sebuah riset yang menyebutkan bahwa setiap 5 tahun sekitar 40 persen skill employer itu harus diupskilling. Sehingga perlu, sebuah perusahaan menyekolahkan karyawannya untuk mengupdate kemampuan.

Bisa juga dengan memindahkan seseorang dari posisinya ke posisi lain, sehingga mungkin lebih menguntungkan perusahaan. Tetapi sebuah perusahaan tetap harus didorong pada perubahan sesuatu yang baru.

“Kalau tidak kita akan termakan oleh teknologi. Perubahan itu pasti akan terjadi, cuma yang perlu kita tingkatkan bagaimana atitude kita menghadapi perubahan tersebut. Kita harus mengasah diri kita agar nyaman dengan ketidaknyaman kita akibat perubahan itu,” terangnya.

Paparan Risa yang juga Rektor Institut Teknologi dan Bisnis ASIA Malang mengundang penasaran audience hingga banjir pertanyaan. Selama proses acara berlangsung hangat dan penuh keakraban.